Fathnan.id | Trenggalek tak hanya terkenal akan gentengnya, pegunungannya, wisata dan juga makanan khas tiwulnya. Trenggalek merupakan Kabupaten yang berada di pesisir pantai selatan Jawa Timur. Selain terkenal akan wisata dan budayanya, Trenggalek juga memiliki banyak pegunungan. Bahkan, 83% Kabupaten Trenggalek adalah pegunungan dan sisanya yang dapat dihuni.
“Loh, kok tahu Mas, sampean kan orang Tuban?” tanya Kasmudi.
“Ya tahu lah, saya tinggal di Trenggalek sudah tiga tahun lebih, Bro!”
Walaupun Trenggalek tidak terkenal seperti kota-kota lain. Namun, Trenggalek memiliki banyak ciri khas yang tidak dimiliki oleh Kabupaten lainnya. Di antaranya adalah bahasa khasnya. Ada beberapa bahasa khas orang Trenggalek yang sampai saat ini masih melekat di benak saya.
Bahasa Khas Orang Trenggalek
Berikut ini beberapa bahasa Trenggalek yang sering saya dengar ketika tinggal di Kabupaten yang sejuk dan asri.
1. Nyapo
Mungkin Anda tidak asing lagi saat mendengar kata “nyapo” di Trenggalek. Kata ini sudah seringkali digunakan. Jika di Tuban, kata “nyapo” berarti sama dengan “kenek opo” dan kata ini merupakan kata tanya.
2. Mendah
Di luar Trenggalek, kata “mendah” akan lebih asing lagi. Kata ini sering digunakan sebagai ungkapan rasa ketidakpercayaan. Jika di Tuban, kata “mendah” sama dengan “mosok.”
“Mendah, ngono ye?” Begitulah kira-kira.
3. Nyatuke
Awal-awal masuk di Kabupaten Trenggalek, kata ini sering membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Kata “nyatuke” memang terkesan menggelikan. Jika di Tuban, kata “nyatuke” sama dengan “nyatane.”
“Nyatuke ngono kok e….” Itulah kata-kata yang sering saya dengar saat bersama orang-orang Trenggalek.
4. Panggah
Kata “panggah” ini jika di Tuban masih asing banget. Kata “panggah” jika di Tuban berarti “tetep” (tetap).
“Uripmui.. panggah ngono ae to Kang. Jan, ora enek perubahane blas!”
5. Ora kere
Kata “ora kere” juga membuat saya bingung saat awal-awal masuk Trenggalek. Jika di Tuban, “ora kere” berarti ora kere (tidak miskin). Jika di Trenggalek, kata “ora kere” sering digunakan sebagai ungkapan penolakan. “Ora kere” berarti “plaor” (nggak mau banget) jika dibahasakan ke Tuban.
“Jon, we ngko tak kon ngganteni ceramahku neng masjid yo.”
“Ora kere.”
6. Ritek
Kata “ritek” biasa digunakan sebagai kata imbuhan. Misalnya, “ora ritek!” Jika di Tuban, ini bisa disamakan dengan “yowis.”
“Ora atek ngono yowis, Mas.”
Sebenarnya masih banyak bahasa yang khas dan unik dari orang-orang Trenggalek. Seperti kata “mangkleke” Jika di Tuban, kata “mangkleke” sama dengan kata “kakekane” yang sering digunakan untuk mengeluarkan ekspresi (misuh) antar teman atau saudara.
Perlu diketahui, tulisan ini tidak bermaksud membeda-bedakan antar sesama. Tetapi, hanya sedikit berbagi pengetahuan akan banyaknya bahasa yang dimiliki negeri tercinta ini.