Beranda » biografi » Biografi KH. Wahab Hasbullah dan Kisah Nyantrinya

Biografi KH. Wahab Hasbullah dan Kisah Nyantrinya

Pada tahun 1888, tepatnya di Tambak Beras, Kabupaten Jombang, lahirlah anak yang dinamakan Wahab Hasbullah dari orang tua yang bernama Kiai Hasbullah dan nyai Latifah. KH. Wahab mempunyai saudara kandung berjumlah empat orang yaitu KH. Abdurrahman, Fatimah, Khadijah dan KH. Abdul Hamid.

Semasa kecil, Gus Wahab Hasbullah hidup di kalangan pesantren. Ia tumbuh besar dalam lingkungan yang religi. Sejak kecil, ia tekun mendalami ilmu keagamaan. Menginjak umur 13 tahun, Wahab Hasbullah mengembara dari satu pesantren ke pesantren lain.

Di antara pesantren yang pernah ia singgahi untuk menimba ilmu agama ialah pesantren Langitan. Ia belajar di pesantren Langitan selama satu tahun, kemudian setelah dari Langitan ia mengembara lagi ke pesantren yang diasuh oleh Kiai Zaenudin dan kiai Saleh di Mojosari.

Di pesantren ini, Gus Wahab Hasbullah mempelajari fiqih. Setelah itu beliau melanjutkan lagi ke pesantren Cepoko. Di pesantren Cepoko, ia belajar hanya enam bulan. Setelah dari Cepoko beliau meneruskan ke pesantren Tawang Sari Sepanjang.

Di pesantren ini, ia belajar selama satu tahun. Ia belajar kitab Al-Iqna dan Al-Qur’an pada Kiai Mas Ali. Setelah itu Gus Wahab Hasbullah meneruskan ngaji kepada KH. Khalil Bangkalan Madura selama 3 tahun lamanya.

Kepada KH. Khalil, Gus Wahab Hasbullah mendalami ilmu gramatikal Arab, yaitu alfiyah dan kitab syarah ibnu aqil.

Kisah KH. Wahab Hasbullah dan KH. Kholil Bangkalan

Ketika Gus Wahab Hasbullah menapaki Bangkalan, KH. Khalil memberikan perintah kepada para santri-santrinya agar pondok dijaga dengan ketat karena KH. Khalil bilang akan datang macan ke pondok. Ketika para santri sedang berjaga-jaga di area pondok, datanglah sosok tidak terlalu tinggi membawa bekal datang memasuki komplek pesantren.

Ketika Gus Wahab Hasbullah berada di depan ndalem, KH. Khalil, tiba-tiba beliau bilang begini, ”hai para santri, ada macan, macan datang, ayo kepung macan.” Mendengar teriakan kiainya, akhirnya para santri berbondong-bondong keluar membawa senjata tajam, golok, celurit dan lain-lain.

Baca Juga: Biografi Syekh Kholil Bangkalan

Karena Gus Wahab Hasbullah merasa terancam, akhirnya Gus Wahab melarikan diri dari kepungan para santri. Ke esokan harinya Gus Wahab pun Kembali ke ndalem KH. Khalil. Lagi-lagi Gus Wahab mendapat kejadian yang sama dengan tempo hari.

Karena saking takutnya, akhirnya Gus Wahab pun melarikan diri dan ia kemudian diam-diam menyelinap ke pesantren dan tidur di bawah kentongan musholla. Setelah malam hari Gus Wahab Hasbullah pun dibangunkan oleh KH. Khalil dan dimarahi.

Setelah dimarahi, Gus Wahab kemudian diajak oleh KH. Khalil Bangkalan memasuki rumahnya. Gus Wahab sangat senang karena sangat bersyukur telah diterima menjadi santri KH. Khalil.

Pemudan yang Bernama Wahab Hasbullah ini di kemudian hari menjadi penggagas dan ikut andil dalam berdirinya jamiyyah NU. KH. Wahab Hasbullah dalam dunia keagamaan maupun kancah politik KH. Wahab Hasbullah dikenal macan (disegani) baik kawan maupun lawan.

Referensi:

Jamal Ghafir, Biografi singkat ulama ahlussunnah wal jamaah

Tinggalkan komentar